Come on

Follow me @teguhspambudi

Wednesday, April 1, 2009

Maestro Desain dari Boxtel

Share this history on :
Dialah kini sang maestro desain produk yang karyanya diburu serta ditunggu baik oleh perorangan maupun korporasi. Siapa dia sesungguhnya?

Teguh S. Pambudi

Era Philippe Starck, product designer nomor wahid dunia, tampaknya segera berakhir. Dunia desain produk kini mendapat bintangnya yang baru. Dialah Marcel Wanders. Anak Belanda yang mengejutkan publik dengan karya-karyanya yang modern dan unik, juga dengan aksi promosinya yang heboh.

Publik memang terpukau dengan karya-karya desainnya. Sebagai bentuk pengakuan, sejumlah desain Marcel kini telah menjadi koleksi di banyak tempat bergengsi seperti Museum of Modern Art di New York dan San Francisco, V&A Museum di London, Stedelijk Museum di Amsterdam, Boijmans van Beuningen Museum di Rotterdam, Central Museum di Utrecht, dan Museum of Decorative Arts di Kopenhagen.

Di panggung dunia, Marcel adalah nama dengan garis tebal sebagai bentuk pengakuan. Di Eropa, “Sewaktu saya jalan di restoran dengan Marcel, seperti berjalan dengan Madonna,” ujar Marc Benda dari galeri papan atas di New York, Friedman Brenda. Galeri ini banyak menampilkan karya sang desainer.

Karya terbaru yang membetot perhatian adalah Hotel Mondrian di Miami. Hotel yang menelan investasi US$ 200 juta dan terdiri atas 335 kamar ini dibangun dengan sentuhan modern yang memberikan para pengunjung serta penghuni hotel pemandangan Kota Miami yang indah. Seperti puri dalam Sleeping Beauty. Begitu pujian yang terlontar. Dengan adanya Mondrian, Marcel benar-benar jadi superstar.

Mari Balestrazzi, VP Morgan Hotel Group, pengembang Mondrian, mengatakan bahwa Marcel merupakan pilihan yang tepat untuk mendesain properti. Seorang mastermind. “Dia mengombinasikan desain kelas dunia dengan citarasa teatrikal serta penuh humor,” ujar wanita ini. Grup ini punya banyak properti seperti Delano dan Shore Club di Miami, Royalton di New York, dan Sanderson di London.

Morgan hanyalah salah satu dari sejumlah perusahaan yang terpikat pada karya Marcel. Sebelumnya, lelaki 45 tahun ini telah melakukan deal dengan sejumlah perusahaan untuk membuat desain produk, di antaranya British Airways, Boffi, Puma AG, B&B Italia, serta Yoo, perusahaan pengembang real estat beromset US$ 10 miliar. Dengan Puma, misalnya, sejak 2007 Marcel dipercaya produsen sepatu dan apparel Jerman itu untuk mengembangkan serangkaian produk life style seperti aksesori pantai. Sementara dengan Yoo, Marcel akan membangun kompleks residensial dengan imbalan berupa persentase penjualan. “Selama beberapa tahun, Philippe Starck mengatakan kepada saya bahwa Marcel adalah the next Philippe Starck,” ujar John Hitchcox, sang pemegang saham Yoo. “Dia sangat hebat.” Di Yoo, Philippe termasuk salah seorang pemegang saham.

Adapun B&B Italia, perusahaan internasional di pasar furnitur, bahkan mengakuisisi 50% saham Moooi pada 23 Januari 2006. Moooi adalah perusahaan desain untuk pasar massal dan home-office dengan omset US$ 30 juta setahun. Marcel mendirikan perusahaan ini pada 2001 bersama rekannya Casper Vissers dan Hans Lensvelt. Akuisisi yang dilakukan B&B merupakan investasi yang pertama kali dilakukan perusahaan desain Italia di mancanegara. Namun, Moooi memang mooi (indah) sehingga layak dibeli. Perusahaan ini terus melaju menggarap pasar desain. Kini bahkan menggarap pasar yang skalanya lebih besar, seperti retail space, museum dan real estat. Yang terkenal di antaranya Villa Moda di Bahrain.

Hari-hari ini Marcel memang bintang yang tengah berpendar di jagat desain. Liputan tentang dirinya selain tersebar di majalah desain papan seperti Wallpaper, Domus, Interni, Blueprint dan Design Report, juga media umum lainnya semacam International Herald Tribune, Washington Post, Financial Times, New York Times dan Business Week. Sementara itu, perusahaan-perusahaan yang bernaung dalam Wanders Inc. terus membesar.

Namun, perjalanan menapak ke jenjang tinggi tidaklah mudah diraih. Marcel lahir di Boxtel, sebelah selatan Amsterdam, pada 2 Juli 1963. Setelah tamat kuliah School of the Arts Arnhem di Arnhem, pada 1988 dia mulai menjadi konsultan dan desainer. Dia tergolong generasi desainer dan seniman yang selama 1990-an menjadi garda depan desainer Belanda. Dari angkatannya, dialah yang menonjol sebagai independent industrial product designer.

Sebenarnya, sebelum ke Arnhem, Marcel adalah mahasiswa sekolah desain terkemuka di Belanda, Design Academy Eindhoven. Namun, di usia 17 tahun, dia tak lulus tahun pertama di sekolah itu. “Rasanya seperti jatuh dari ketinggian,” katanya mengenang. Toh, alih-alih meruntuhkan mental, peristiwa itu malah membuatnya semakin kuat. Dia berjanji pada dirinya untuk selalu berupaya melakukan sesuatu yang melebihi hal-hal standar. Dan itu kelak menjadi ciri khasnya, terutama ketika dia total terjun ke dunia desain.

Agustus 2003 di New York. Marcel membuat sensasi besar yang dikenang publik tentang arti melakukan hal-hal di atas standar. Dalam presentasi berjudul “The Naked Designer” di Industrial Designer Society of America, dia memaparkan tentang bagaimana mendesain tanpa rasa takut dan menjelaskan 10 konsep yang berkaitan dengan hal tersebut. Dengan mantap, dia berjalan ke panggung. Pakaiannya rapi. Seiring satu demi satu konsep yang dijelaskannya, dia pun menanggalkan satu demi satu pakaian yang dikenakannya. Ketika sampai pada point nomor 9, dia hanya pakai celana pendek. Pada nomor 10, dia berjalan ke belakang podium, dan kemudian tampil dengan handuk. Dan ketika moderator menyatakan presentasi usai, tepuk tangan pun menggema.

Namun, pertunjukan belum usai. Tiba-tiba muncul slide nomor 11. Bunyinya, “Always Give More Than Expected”. Itulah ketika dia menanggalkan handuknya, meninggalkan podium, dan … lampu pun padam. Sebuah aksi sensasional. Sebuah alat promosi yang mengentak.

Marcel pertama kali menarik perhatian khalayak AS pada 1996 sewaktu dia membuat Knotted Chair, kursi yang dirajut dari tali yang dipadupadankan dengan resin sehingga terkesan hi-tech yang harga satuannya mencapai US$ 4 ribu – artis Beyonce termasuk salah seorang yang membelinya. Akan tetapi, faktor kepiawaiannya berpromosi disebut banyak orang sebagai kekuatannya yang dahsyat. “Perbedaan di antara desainer hari ini adalah bagaimana kemampuan mereka mengenali the value of marketing,” ujar Hitchcox. “Banyak seniman tidak merasakan bahwa mereka juga berperan untuk mempromosikan dirinya,” lanjutnya seraya memuji Marcel sebagai desainer yang tahu arti berpromosi. Pendek kata, Marcel adalah iklan berjalan untuk perusahaannya.

Sang desainer sendiri mengaku bahwa promosi adalah bagian dari aspek yang lebih besar yang mesti dimiliki desainer masa kiwari. Menurutnya, aspek yang lebih besar itu adalah mengetahui bisnis. Itulah sebabnya, di Moooi dia mengajari para desainer tentang aspek bisnis. “Sebagai desainer, Marcel adalah seorang visioner,” ujar Luca Fuso, CEO B&B Italia, penuh pujian.

Bagi Marcel, peduli terhadap bisnis desain adalah sebentuk penghormatan bagi para mitranya, yakni orang-orang yang telah mengeluarkan uang untuk desain sebuah produk. “Pada Senin pagi, kebiasaan ini (penghormatan pada mitra) mendorong saya mengambil pensil dan membuat sketsa,” ujarnya. “Dan ini adalah peluang untuk melahirkan tanggung jawab untuk memberi imbal balik sebanyak mungkin. Saya ingin membuat sesuatu yang penting bagi orang.”

Sadar arti penting bisnis, Marcel yang pertama kali membangun perusahaannya pada 1996 mengonsolidasikan portofolio usahanya dalam empat divisi: Lute Suites (hotel), sebuah perusahaan real estat di Belanda, Moooi dan studio Marcel Wanders untuk pasar high-end. Studio ini berkontribusi 70% terhadap pendapatan grup dengan klien-klien papan atasnya seperti pabrikan furnitur Cappelini dan Kartell, perusahaan wallpaper Inggris, Graham and Brown, Bisazza (perusahaan lantai Italia), serta merek papan atas Prancis, Baccarat dan Christofle.

Atas segala prestasinya, Marcel mencoba merendah. Dia mengakui peran sang ayah dalam membentuk kehebatannya. “Saya belajar darinya untuk maju, dan membuat sesuatu menjadi lebih indah,” katanya. “Motivasi saya berkarya adalah menginspirasi orang untuk menjadikan hidup mereka sebagai sebuah masterpiece, mahakarya,” ujarnya lagi.

Lingkungan tempatnya tumbuh juga berperan besar. Belanda yang melahirkan seniman-seniman kelas dunia telah lama dikenal jadi lahan bagi tumbuhnya jiwa kewirausahaan dan rasa seni. Di negeri ini ada Rijksmuseum dan Museum Van Gogh yang termahsyur. Pemerintah Belanda sendiri punya pandangan bahwa kreativitas bisa menjadi economic lifeblood sebuah kota. Dan Marcel, seperti menjawab pandangan pemerintahnya, mengubah bangunan sekolah tak terpakai di Amsterdam menjadi kantornya sekaligus kompleks bagi creative entrepreneur. Dia juga membeli bekas perpustakaan umum yang dijadikan kompleks perkantoran, galeri dan hotel.

Sekali lagi, di tengah puncak, anak Boxtel ini berusaha menjejak bumi, “This is not because I’m talented. It’s because I push hard, and I never, ever give up.”

0 comments: