Come on

Follow me @teguhspambudi

Saturday, April 4, 2009

Kembalinya Sang Legenda

Share this history on :
Dengan double viral loop, dia membungkam kritik yang muncul. Jejaring sosialnya bahkan menjadi the fast growing social site. Inilah ketika sang legenda turun gunung, membawa harap dan ambisi.

Teguh S. Pambudi

Nama itu singkat saja: Ning. Diakses di www.ning.com. Namun, nama yang singkat itu kini tengah naik daun di jagat maya, di tengah dominasi Google, Facebook, dan MySpace. Dengan positioning Social Networks for Everything” situs ini terus menyita perhatian. Banyak orang yang mengaksesnya, bergabung dengan jejaring sosial (social network) yang ada di dalamnya, atau membuat jejaring sosial sendiri untuk kemudian mengajak orang untuk terlibat.

Diluncurkan resmi pada Februari 2007, anggota Ning terus melonjak drastis. Pada Juni 2007, ada 60 ribu anggota bergabung. Dua bulan kemudian, 80 ribu. Akhir 2007, ada 150 ribu. Mei 2008 mencapai 230 ribu dan sekarang lebih dari 275 ribu. Sekitar 40% anggota datang dari luar AS, dari 176 negara. Di Ning, mereka dilayani dalam beberapa bahasa termasuk Cina, Jepang, Spanyol, serta Belanda. Pada akhir 2009, Ning ditaksir menjadi rumah bagi 4 juta jejaring sosial, puluhan juta member, dan mencapai page view miliaran dalam sehari.

Pencapaian serta estimasi itu terbilang fantastis. Awalnya, Ning tidaklah terlalu dipedulikan. Di awal-awal kemunculannya, tak semua orang tahu bagaimana cara menggunakan Ning. Sampai-sampai, Michael Arrington mengirim tulisannya dalam blognya di TechCrunch dengan judul bernada sindiran: "Ning RIP?" Alasannya, ia tak akan bisa melawan situs jejaring sosial yang lebih dulu hadir, terutama Facebook dan MySpace.

Belakangan, Arrington meralat sindirannya itu manakala Ning makin menarik minat publik dan mencapai 100 ribu jejaring sosial. Ning menjadi the fast growing social site.

Adalah Marc Andreessen orang yang berada di balik semua ini. Bagi yang belum mendengarnya, Marc adalah legenda hidup di dunia maya. Dia adalah nama besar. Dialah co-author penjelajah Internet pertama, Mosaic. Dia juga co-founder Netscape Communications dan pendiri Opsware. Lelaki tinggi besar ini adalah orang elit di dunia Internet. Memiliki dua perusahaan (Netscape dan Opsware), Marc adalah sedikit orang yang bisa menjual perusahaan di atas US$ 1 miliar. Netscape dibeli AOL pada 1998 senilai US$ 4,2 miliar -- yang kemudian diakuisisi Time Warner. Sementara Opsware, perusahaan server jaringan dibeli Hewlett-Packard US$ 1,6 miliar di tahun 2007. Tak banyak orang yang bisa melakukan seperti itu, kecuali mantan mitranya saat membangun Netscape, Jim Clark.

Keberadaan Marc di balik Ning sungguh menarik perhatian. Kembalinya sang legenda hidup -- kadang dijuluki juga sang raja --, tulis kolumnis BusinessWeek, Sarah Lacy malah sempat memunculkan keheranan. Sebab, relatif sulit untuk melihatnya turun gelanggang. Bahkan dia jarang meninggalkan Palo Alto, kecuali bepergian ke Los Angeles atau Las Vegas. Lelaki berkepala plontos yang baru menikahi Laura Arrillaga pada tahun 2007 ini juga cenderung jarang keluar kota.

Marc, secara berseloroh, menyebut bahwa dia turun gunung karena seorang wanita, Gina Bianchini. Tahun 2004, Gina meyakinkan Marc bahwa Internet tetaplah lahan yang menggiurkan. Mereka berdua bertemu lewat Harmonic Communications, perusahaan yang didanai Sequoia Capital. Marc adalah direksi Harmonic, penjual software untuk membuat kampanye iklan, termasuk via internet. Kelak, perusahaan ini dijual ke Dentsu, raksasa periklanan dari Jepang.

Gina (35 tahun) yang lulusan MBA dari Stanford segera menarik perhatian Marc. Bukan karena parasnya yang ayu, tapi lebih pada pemikirannya. Wanita ini sangat terobsesi dengan perilaku sosial di dunia online. Di tahun itu (2004), Facebook baru saja berdiri. Gina meyakinkan Marc bahwa jejaring sosial akan tumbuh dengan pesat. Dan dia tak ingin melewatkan ini semua.

Marc menyambut ide anak California tersebut. Namun dia ingin membangun situs jejaring sosial yang berbeda dari yang ada. Lelaki itu ingin sebuah situs yang menyediakan platform terbuka, yang membuat orang bisa berkreativitas total, mewujudkan apa yang mereka inginkan. Sebuah diferensiasi dibanding jejaring sosial yang lebih dulu hadir.

Maka lahirlah Ning. Gina menjadi CEO-nya, sementara Marc menjadi Chief Technology Officer-nya. Uang Marc sebesar US$ 15 juta dikucurkan sebagai dana awal. Berdua, dan dibantu 14 karyawan, mereka membangun Ning selama 2 tahun (2004-2006). Tak ada hiruk-pikuk ketika mereka mengembangkan situs ini dalam sebuah operasi bernama "24 Hour Laundry". Suasana gempita baru mulai pada November 2006 di Palace Hotel, San Francisco ketika Gina mengumumkan peluncuran Ning, didampingi Marc.

Dalam bahasa Cina, Ning artinya damai, “Ning itu singkat, manis, dan tak akan pergi dari fokus utama jasa kami: jejaring sosial Anda. Jasa kami, adalah seputar Anda, bukan kami.” Begitu tulis Gina dalam blog Ning.

Dia benar. Ning adalah platform online untuk para pengguna yang ingin menciptakan situs sosial serta jejaring sosialnya masing-masing. Di situs ini, setiap orang bisa bergabung atau membangun sendiri jejaring sosialnya dengan topik yang mereka suka, butuhkan, dan dengan audiens yang spesifik. Climate change, misalnya. Anda tertarik wacana perubahan iklim, tinggal mendaftar.

Atau, katakan Anda ingin membangun situs yang isinya adalah teman-teman sekolah SD dulu, maka tinggal masuk ke Ning. Buat situs sesukanya. Undang teman-teman sekolah. Seperti halnya Facebook atau MySpace, Ning juga punya halaman profil, foto, video, dan messaging. Jadi, buatlah nama jejaring sesuka hati, pilih layout-nya, maka terujudlah jejaring sosial milik Anda.

Pendek kata, segala hal tentang Ning adalah tentang hal-hal yang bisa dikustomisasi. Kalau memahami bahasa web seperti HTML, bisa merekonstruksi tampilan situs. Tak terlalu jago? Tak usah ambil pusing, tinggal gunakan template yang ada. Situs ini gratis jika mengijinkan iklan lalu lalang di situs Anda. Jika tak mengijinkan iklan, bayarlah fee bulanan ke Ning.

Simpel dan menarik. Tapi, seperti diulas di atas, di awal kemunculannya Ning dianggap sepi. Banyak kritik mengatakan bahwa orang tak ingin membangun jejaring sosialnya sendiri. Tak sedikit pula yang meyakini buah karya Marc-Gina ini akan sulit menandingi, atau malah menjungkalkan MySpace dan Facebook. Padahal, Gina berharap situsnya dapat bersaing dengan MySpace serta Facebook yang kantornya hanya di seberang jalan kantor Ning di Palo Alto.

Namun, waktu menjawab itu semua. Ning terus meroket sekaligus membungkam kritik. Platform-nya yang terbuka dan terkustomisasi menarik minat orang untuk menggunakannya. Bahkan tak sampai setahun setelah peluncuran, tepatnya Juli 2007, Ning menarik minat investor: mendapat suntikan US$ 44 juta dari pemodal ventura yang dikomandoi Legg Mason dan T. Rowe Price.

Ketika ditanya apa rahasia sukses Ning, Marc menjawab demikian: "Pada umumnya, pada layanan social networking, pengguna bergabung dengan satu jejaring sosial besar yang didesain dan dijalankan oleh pemegang layanan (pembangun situs),” katanya. "Users kemudian mengundang pengguna lainnya untuk bergabung di jejaring yang sama. Ini adalah apa yang disebut sebagai viral loop.” Kalau Ning?

“Pada Ning, users bisa bergabung dengan jejaring yang sudah ada, maupun menciptakan jejaringnya sendiri. Ini adalah double viral loop. Ini rahasianya. Model ini akan menciptakan situasi berikut: semakin banyak jejaring di Ning, semakin banyak user yang diundang bergabung. Dan kian banyak user yang bergabung, maka makin banyak pula jejaring baru yang tercipta.” Demikian uraian Marc yang meyakini model double viral loop punya keunggulan dibanding situs jejaring sosial lainnya.

Tapi tak semua orang meyakini kehebatan Ning. Tak sedikit pula yang tetap skeptis atas masa depan online social networking. Terhadap yang seperti itu, secara personal Marc merasa tak perlu membuktikan apapun. “Ketika usia Anda 35 tahun, Anda akan mulai punya pemahaman yang bagus tentang hal yang mungkin dan mustahil untuk dilakukan,” jelas pria kelahiran 9 Juli 1971 ini kalem. Yang jelas, dia mengaku punya ambisi besar: bila saatnya tepat, dia ingin menjual Ning menjadi miliaran dolar-nya yang ketiga, yang tentu membuatnya semakin kaya.

Tampaknya ambisi itu bukan sesuatu yang mustahil bila melihat kecenderungan yang belakangan kian marak: banjir uang di era Web 2.0 yang kental dengan model jejaring sosial dan pola saling berbagi (sharing) secara interaktif, entah itu foto maupun video. Ambil contoh Mark Zuckerberg. Pendiri sekaligus CEO Facebook ini telah mengundang banyak investor untuk turut mengembangkan situs yang baru seumur jagung dibesutnya. Dan investor itu sendiri telah menikmati keberuntungan. Salah satunya, Peter Thiel. Uang yang dibenamkannya sebesar US$ 500 ribu saat membangun Facebook, sekarang nilainya telah mencapai US$ 750 juta (Fast Company, Mei 2008).

Zuckerberg sendiri menyusul rekan-rekannya. Sebelumnya, News Corp. telah membeli MySpace senilai US$ 580 juta, Google membeli YouTube milik Chad Hurley dan Steven Chen senilai US$ 1,65 miliar, dan eBay memborong PayPal serta Skype (masing-masing senilai US$ 1,5 miliar serta US$ 2,6 miliar). Adapun Yahoo! membeli Flickr senilai US$ 35 juta dari pembuatnya, Stewart Butterfield. Flickr adalah situs berbagi foto.

Gebrakan teranyar adalah LinkedIn. Situs jejaring profesional yang telah menarik 23 juta user yang bergabung untuk mencari kerja, mencari karyawan, dan kemungkinan mengerjakan proyek bisnis bersama-sama ini, terus membetot investor. Pada 17 Juni 2008, Bain Capital Ventures, Bessemer Venture Partners, Sequoia Capital, dan Greylock Partners membenamkan US$ 53 juta ke situs ini. Hebatnya, uang sebesar itu hanya untuk membeli 5% saham LinkedIn. Mereka yakin akan masa depan LinkedIn sekalipun mesti mengucurkan uang untuk jumlah saham yang terbilang kecil. Pembelian 5% saham ini menjadikan LinkedIn bernilai US$ 1,015 miliar.

Dengan mendesain produk secara tepat, bisnis miliaran dolar di jagat Internet kini memang sangat dimungkinkan. Kini, Ning ditaksir sedikitnya bernilai US$ 500 juta dan kian popular dengan page view yang meningkat 10% setiap minggunya. Ke depannya, tak mustahil Marc meraup miliaran US dolar untuk perusahaannya yang ke-3. Sebuah pencapaian yang kian mengukuhkannya sebagai sang legenda hidup.

Terlepas dari itu, Ning kini menjadi salah satu ikon Web 2.0 yang diperhitungkan selain Google, YouTube, Facebook, MySpace, Digg, LinkedIn, Twitter, dan Flickr. Menjadi ikon setelah diragukan.

0 comments: