Come on

Follow me @teguhspambudi

Friday, October 7, 2011

Mereka adalah “Benjamin Button”


Di usia senjanya, beberapa pebisnis tua tetap berkiprah dan mengendalikan kerajaan bisnisnya. Siapa saja mereka?

Bagi orang biasa, di usia 80 tahun rasanya lebih enak tinggal menikmati masa-masa terakhir. Menimang cucu, mengurusi taman atau hobi lainnya yang mengasyikkan. Atau jalan-jalan keliling dunia mengunjungi tempat-tempat indah bila dompet cukup tebal.

Tapi bagi Rupert Murdoch, situasinya berbeda. Di usia 80 tahun (lahir 11 Maret 1931), dia sibuk ke sana ke mari. Persis seperti pemadam kebakaran, dia mengatasi kemelut di salah satu unit usaha dari kerajaan medianya, News of the World. Sejak terbongkarnya skandal penyadapan telepon yang dilakukan sejumlah wartawan News of the World, Murdoch bukan lagi seperti orang tua lazimnya. Dia tetap seperti julukan sebelumnya, Sang Serigala. Dengan trengginas, kakek uzur ini wara-wiri AS-Inggris-Australia untuk menyelamatkan kerajaan bisnsinya yang berada di ujung tanduk.

Persoalan yang dihadapi Murdoch memang tidak enteng. Sebab, ditutupnya News of the World tidak serta merta menyelesaikan persoalan yang ada. Kemelut itu melebar. Tak hanya kehilangan media, pengaruh sang taipan di kalangan politisi Inggris pun kian pudar setelah dekade demi dekade begitu dihormati bak Raja serta Perdana Menteri Inggris. Hingga akhir tahun ini, diyakini skandal penyadapan telepon akan membawa guncangan berat pada kerajaan sang kakek dari Melbourne yang memang tetap super aktif di usia senja itu.

Untuk urusan tua-tua keladi, Murdoch belum seberapa. Di Beverly Hills, California, Kerkor “Kirk” Kerkorian adalah pengendali kerajaan bisnis Tracinda Corporation. Di usia 94 tahun (Kirk lahir 6 Juni 1917), jutawan ini masih mengendalikan bisnisnya dengan jabatan mentereng: CEO Tracinda.

Di dunia properti AS, Kirk adalah nama besar. Dialah salah seorang tokoh bisnis yang membentuk kota Las Vegas seperti sekarang dikenal dunia. Memiliki properti besar di Las Vegas Strip, dia dijuluki the father of megaresort lantaran berderet resort besar dimiliki atau lahir dari tangannya. Salah satu yang terkenal adalah MGM Resorts International.

Keluar sekolah di usia 8 tahun, keturunan Armenia ini jarang sekali bicara di depan publik, termasuk untuk wawancara. Itulah sebabnya Kirk yang cenderung tertutup ini terkenal dengan sebutan “The Quiet Lion”. Singa yang pendiam.

Tapi dia menolak anggapan itu. “Saya nggak ekslusif, kok,” kata Kerkorian. “Saya punya pertemanan lebih dari 30-40 tahunan. Saya pergi ke pesta. Saya memang tidak pergi ke banyak acara dan beredar di ruang publik. Tapi bukan berarti saya anti sosial. Saya ke restoran 3 atau 4 kali seminggu,” lanjut kakek yang juga dijuluki Las Vegas Baron and Casino Titan ini.

Toh ibarat singa, geliat mantan petinju dan penerbang di Perang Dunia II ini selalu menyita publik AS, terutama urusan bisnis serta membelanjakan kekayaan pribadinya yang ditaksir Forbes mencapai US$ 3,5 miliar. Kirk adalah investor terkemuka di sejumlah perusahaan otomotif besar seperti GM, Ford dan Chrysler. Dia juga seorang filantrop yang menyumbang sekolah, yayasan sosial serta rumah sakit di pelbagai penjuru dunia. Kakek yang telah menikah 3 kali ini sekarang tetap aktif mengurusi bisnisnya, termasuk bepergian antara Beverly Hills dan Las Vegas.

Sedikit lebih muda dari Kirk adalah Charles de Ganahl Koch. Di usia 76 tahun, Charles adalah Chairman dan CEO Koch Industries Inc. Ini adalah perusahaan privat terbesar nomor dua di AS (penjualan di atas US$ 100 miliar) yang bergerak di sektor manufaktur minyak, gas, kayu serta perdagangan. Bersama adiknya, David H. Koch (71 tahun) yang menjabat Executive Vice President Koch Industries, mereka memproduksi sejumlah merek top seperti karpet Stainmaster, Lycra fiber, tisu Quilted Northern dan kertas Dixie.

Lewat perusahaan yang dipimpinnya, Charles kini berada di posisi 24 orang kaya dunia 2011 versi Forbes dengan nilai kekayaan mencapai US$ 22 miliar, yang sebagian besar datang dari nilai sahamnya yang mencapai 42% kepemilikan di Koch Industries (David juga memiliki 42% saham).

Bersama adiknya, Charles yang punya moto “Pantang menyerah untuk memperbaiki hidup” ini masih aktif mengurusi konglomerasi mereka. Di luar itu, laiknya orang kaya, kedua bersaudara Koch ini aktif dalam kegiatan filatropi. Mereka aktif berkontribusi pada seni, penelitian kanker serta dan Smithsonian Institute.

Yang menarik, mereka tetap aktif dalam urusan politik seperti beberapa dekade lalu. Sejak muda, mereka terlibat aktif dalam gerakan libertarian. Selama bertahun-tahun, jutaan dolar uang Koch mengalir ke berbagai tanki pemikir berhaluan kanan. Langkah mutakhirnya yang belakangan terus membetot perhatian publik Negeri Abang Sam adalah sikap oposisinya terhadap kebijakan-kebijakan Presiden Obama. Bahkan pada masa awal kepresidenan Obama, Charles dan David mengorganisasi sebuah manuver yang mencoba menghentikan kebijakan stimulus Obama. Koch bersaudara meluncurkan iklan televisi serta radio yang menyerang kebijakan tersebut. Cato Institute dan Heritage Foundation, tanki pemikir yang berafiliasi dengan Koch bersaudara menyuarakan gerakan kembali ke pemotongan pajak ala Bush untuk memerangi resesi. Di luar itu, mereka juga menyerang kebijakan reformasi kesehatan Obama. Oh ya, tahun 2007, Charles Koch menerbitkan bukunya, The Science of Success. Buku yang memuat filosofi bisnisnya ini terhitung cukup laris di pasar. Maklum, bagaimanapun, Koch Industries adalah raksasa. Orang ingin tahu pandangan tokoh di baliknya.

Aktivitas para kakek perkasa ini memang mengagumkan, terlepas dari kontroversinya masing-masing. Kontroversi? Ya. Murdoch dengan skandal medianya. Kirk yang meski filantrop tapi dijuluki sering terlalu rakus. Atau Koch bersaudara yang perusahaannya banyak mencemari lingkungan.

Di usia yang terus merambat senja, mereka tak ubahnya Benjamin Button. Dalam film yang dibintangi Brad Pitt ini, Benjamin justru semakin muda ketika beranjak tua. BusinessWeek mencatat setidaknya ada 12 orang perkasa, khususnya di atas 80 tahun. Di luar nama-nama di atas, masih ada David H. Murdock, CEO Dole yang berusia 88 tahun. Lalu, S. J. Newhouse (83 tahun), CEO Advance Publications; Sumner Redstone (88 tahun), CEO National Amusement, orang nomor wahid di Viacom; Henry Kissinger (88 tahun), Chairman Kissinger Associates.

Di tanah Asia, untuk urusan ini ada Stanley Ho Hung Sun. Pengusaha Hong Kong ini dijuluki Raja Judi di Makau, yang telah menguasai industri judi lebih dari 40 tahun lewat lisensi monopoli yang didapatnya. Di usia 90 tahun, lelaki terkaya nomor 13 di Hong Kong ini (nilai kekayaan US$ 2 miliar) adalah Group Executive Chairman kerajaan bisnisnya, Shun Tak Holdings sementara posisi managing director dipegang anaknya, Pansy Ho (49 tahun). Stanley menikah 4 kali, dikarunia 17 anak.

Tapi yang tergolong edun (luar biasa), rasanya adalah Run Run Shaw. Mereka yang sempat mengalami dekade 1970-an dan menggemari film-film kungfu, pasti tahu Shaw Brothers. Nah, Tuan Run Run Shaw adalah Chairman Shaw Brothers. Usianya? Catat ini: menjelang 104 tahun!

Run Run Shaw lahir di Ningbo, Zhejiang, China. Tak ada kepastian tanggal kelahirannya, sekalipun secara resmi ditulis 23 November 1907. Yang pasti dia adalah anak bungsu dan 6 bersaudara, putra pedagang tekstil, Shaw Yuh Hsuen (1867–1920). Tahun 1925, dia membantu kakak-kakaknya, Runje, Runde serta Renme membangun studio film di Shanghai. Mereka memproduksi film bisu. Setahun kemudian, Run ikut kakaknya, Sun Me Shaw berangkat ke Singapura. Bersama saudaranya itu, pada tahun 1930 mereka kemudian mendirikan studio South Seas Film.

Tahun 1959, Run pindah ke Hong Kong dan mendirikan Shaw Studios. Sejak itu, bisnisnya berkembang pesat. Pada masanya, studio ini adalah salah satu studio film terbesar di dunia. Run membuat Hong Kong menjadi “Hollywood dari Timur”. Ratusan film-film lahir dari studio ini, terutama bergenre kungfu.

Bisnis Run kian berkembang setelah di tahun 1967 meluncurkan TVB (Television Broadcasts Ltd.) di Hong Kong. Studio film dan televisi membuat Run menjadi taipan nomor wahid industri hiburan di Hong Kong. Di lini film, judul demi judul film kungfu lahir. Dalam setahun 34 dirilis. Shaolin Temple, Five Shaolin Masters, Young Avenger, Killer Snakes King Boxer dan Five Fingers of Death adalah beberapa diantara filmnya yang tenar. Bintang-bintang besar pun muncul, diantaranya Lo Mang, yang menjadi salah seorang aktor yang paling banyak bermain di kurun 1970-an. Filmnya yang paling terkenal adah Five Deadly Venoms dan Kid with The Golden Arm.

Laiknya manusia, Run bukan tanpa kesalahan. Dalam ranah film, kesalahannya adalah tidak mampu mengontrak Bruce Lee di tahun 1970. Sang aktor legendaris ini menuntut kontrak besar yang tidak mau dipenuhi Run. Belajar dari kesalahan itu, tahun 1978 dia menawarkan bonus besar pada Jackie Chan. Tapi rupanya bonus itu tak cukup menarik hati si “Drunken Master”. Sang bintang lebih memilih bergabung di studio Golden Harvest dan membesarkannya, yang bahkan akhirnya menggusur Shaw Brothers ke sandyakalaning-nya.

Di tengah kemerosotan Shaw Brothers dan pamor TVB, kesehatan Run yang sering juga disebut Luk Suk (Paman Keenam) sejak lama menjadi bahan gunjingan pemerhati bisnis. Pada September 2007, Run sudah tampak sulit berjalan ketika dia memberikan penghargaan Shaw Prize di bidang ilmu matematika untuk Prof. Robert Langlands dari Institute for Advanced Study in Princeton, New Jersey. Lewat yayasannya, Shaw Foundation, Run memang memberikan penghargaan untuk para ilmuwan yang berjasa bagi umat manusia. Shaw Prize bahkan cukup prestisius, sering disebut “Hadiah Nobel dari Asia”. Untuk tiap pemenang, diberikan hadiah US$ 1 juta – sementara Nobel di kisaran US$ 1,4 juta.

Menyadari besarnya perhatian publik, di perayaan usia 100 tahun, Run menyatakan akan mundur dari posisinya sebagai chairman. Istrinya yang berusia 76 tahun, Mona Shaw juga menyatakan ke sejumlah wartawan bahwa “orang tua bijak itu” telah berpikir untuk istirahat dan mencari pengganti yang akan mengelola kerajaan medianya yang ditaksir Forbes senilai US$ 3,5 miliar. Mona (sebelumnya bernama Fong Yat-wa) adalah istri kedua yang dinikahi pada tahun 1997. Sebelumnya, Run menikahi Wong Mee-chun pada tahun 1932. Wong Mee yang melahirkan 4 orang anak, mangkat pada tahun 1987.

Sekalipun Run menyatakan ingin pensiun, dan Mona Shaw kadang mengonfirmasinya pada jurnalis, fakta bicara kakek sepuh ini tetap menjadi chairman perusahaan yang dibesutnya. Entah kapan lengser itu akan terjadi, orang hanya menunggu-nunggu. Yang pasti, banyak orang ingin tahu bagaimana sih cara Run bisa menjadi centenarian (orang yang berusia di atas 100 tahun)?

Rahasia kesehatan Run, kata orang-orang dekatnya, terletak pada perhatiannya yang besar pada kesehatan sejak usia muda. Secara rutin, dia mengonsumsi ginseng mahal. 300 ribu dolar Hong Kong setahun dianggarkannya untuk mengonsumsi ginseng. Dia juga disiplin bangun jam 5 pagi, lalu jalan kaki diikuti senam qigong. Tetangga-tetangganya sering melihatnya berjalan santai dengan sendalnya. “Bos bertahun-tahun qigong. Dia juga bilang ke kami, karyawannya, untuk sering olahraga supaya tubuh menjadi kuat,” ujar salah seorang eksekutif TVB, Virginia Lok Yi-ling.

Orang seperti Kakek Run, juga nama-nama lain di atas (Kerkorian, dsb) rasanya sangat langka di dunia ini. Terlepas dari pro-kontra terhadap keterlibatan mereka, karena dianggap menghalangi regenerasi bisnis, semangat para Benjamin Button ini untuk tetap muda dan berkarya layak diberi jempol – sekalipun kita tahu, Benjamin Button pun akhirnya kembali menua. ***