Come on

Follow me @teguhspambudi

Tuesday, August 17, 2010

Unik, tapi Dibutuhkan

Share this history on :
Mereka mengambil profesi yang unik di tempatnya masing-masing. Motifnya, dari sekedar mencari uang, sampai membantu orang lain.

ENDA Junkins berdiri di hadapan sejumlah orang. Sejurus kemudian, dia pun tertawa diikuti peserta. Mereka tergelak bersama. Seperti bunyi yang bersahut-sahutan. Satu tertawa, yang lain pun terbahak, menimbulkan efek tawa yang berantai. Siapa Enda? Seorang komedian kah dia?

Bukan. Enda adalah seorang laughter therappist. Dia adalah orang yang melakukan terap dengan cara menstimulasi pasien sehingga tertawa, dan tertawa. Seperti diketahui, tertawa seringkali dianggap menjadi terap yang ampuh selain obat-obatan. Dengan tertawa yang bebas dan lepas, dalam tubuh akan terjadi proses biologis serta psikologis yang positif. Sebab, pembuluh darah melebar, oksigen masuk lebih banyak, sehingga sel tubuh mendapatkan nutrisi yang membuat sistem kekebalan tubuh meningkat. Satu menit tertawa lepas tak ubahnya mengayuh sepeda selama 10 menit.

Dengan tools serta teknik yang dimilikinya, Enda melatih pasien-pasiennya untuk melakukan itu. Profesi ini di AS terbilang unik. Keliling kota-kota di negeri Abang Sam, dia melatih orang untuk berada pada gelombang alfa (titik nol pikir atau zero mind). Dia meyakinkan bahwa tertawa dapat meningkatkan kadar endorphin yang bisa mengurangi rasa sakit akibat radang sendi atau kejang otot, sekaligus dapat meringankan bronchitis, asma, dan migren.

Di AS, banyak profesi-profesi unik yang berkembang. Salah satunya adalah odor tester. Ini adalah profesi yang mengetes bau deodorant sebelum dipasarkan. Orang yang berprofesi ini harus memastikan bahwa produk yang dilepas ke pasar bisa dinikmati pengguna. Bayarannya lumayan, minimal US$ 55 perjam.

Untuk urusan mengendus aroma, pekerjaan Simon Allison tak kalah unik. Dia adalah senior food technologist di Marks & Spencer yang bertanggung jawab untuk pet produce. Lebih spesifik: bertugas mendeteksi makanan yang disukai anjing dan kucing. “Saya terlatih untuk mencari dan memastikan bahan-bahan makanan yang akan diramu buat hewan,” katanya.

Pet food taster. Itulah sebutan profesi buat Simon. Dia sendiri bangga dengan profesinya. “The more we can make the pet food like the owner’s food, the more comfortable we think customers will be serving it,” katanya. Toh sekalipun mencintai pekerjaannya, dia mengaku tidak mengunyah banyak bahan-bahan makanan yang akan diolah. “Takut gemuk,” dia melanjutkan.

Apakah profesi mengendus ini sepele? Jangan keliru. Bahkan di NASA, ini urusan besar. Dan inilah yang membuat seorang pria bernama George Aldrich sangat dihormati. Bekerja di bagian laboratorium Molecular Desorption Analysis NASA, New Mexico, tugas Aldrich adalah mengkalibrasi pesawat ruang angkasa dengan hidungnya. Aneh?

Sepintas, ya. Namun, selain menggunakan peralatan canggih, NASA rutin melakukan apa yang disebut “smelling mission” untuk menentukan ada tidaknya kerusakan. Aldrich, dengan hidungnya, akan mendeteksi apa yang tak mudah diperiksa oleh sistem komputerisasi yang ada: aroma. Aldrich harus mendeteksi kondisi peralatan yang ada dengan mengendus aromanya. Tapi sebenarnya, bukan hanya tingkat kerusakan yang dideteksi, aroma dari dalam tubuh pesawat akan menimbulkan efek bagi para astronaut yang menjalankan misi ruang angkasa. “Dalam ruang tertutup, apalagi di luar angkasa, astronaut akan sakit bila bersentuhan dengan aroma-aroma tertentu,” katanya.

Profesi ini telah dijalaninya lebih dari 30 tahun. Tapi saat memulainya, bisa dikatakan sebuah kebetulan. Di usia 18 tahun, Aldrich mulanya bertugas di bagian pengetesan misil. Suatu hari, atasannya mencari seorang sukarelawan yang akan dimintai bantuan mengendus sejumlah barang. Aldrich mengacungkan jari. Motifnya: membantu para astronaut, menjadi bagian NASA. Dia pun mengambil tes uji kalibrasi. Hasilnya mengagumkan: nilai ujiannya sempurna, 10. Setiap waktu, dia terus mengikuti tes ini. Dan hasilnya tak pernah berubah: tetap 10.

Karena keahliannya yang langka dan unik tersebut, kolega-koleganya menjulukinya “the Most Smella Fella”. Intinya, orang yang daya penciumannya paling hebat. Lebih dari 771 “smelling mission” dijalankannya. ”Ah, ini seperti wine tester aja, kok,” katanya merendah. “Tugas saya hanya membantu para astronaut,” lanjut pria yang memimpin tim sebanyak 25 orang ini.

Selain di ranah indra penciuman, banyak orang juga menekuni profesi lain. Di Taiwan, ada orang-orang tertentu yang menjadi professional mourner. Tugas mereka adalah membantu menangis di keluarga yang tengah berduka, tepatnya tengah melepas anggota keluarga yang mangkat.

Di Taiwan, kematian tidak hanya cukup dengan kertas-kertas yang beterbangan, marching band tradisional, atau dupa-dupa yang mengiringi jenazah. Bagi jenazah yang akan dilepas ke dunia lain, ada satu hal yang tak boleh ditinggalkan: menangis. Semakin banyak yang menangis, maka makin terhormatlah sang jenazah tersebut.

Salah satu peran kunci dalam prosesi pemakaman adalah seseorang yang disebut sebagai “mourning daughter”, seorang wanita yang menangis, yang membantu menolong terciptanya suasana duka yang sangat mendalam.

Jadi, di sini, lupakan Enda yang mengajari orang untuk tertawa. Dan mari kita mengenal salah seorang diantara “tukang tangis professional” ini, Liu Chunling. Liu datang dari keluarga yang telah berpartisipasi dalam prosesi pemakaman selama bertahun-tahun. Dia sendiri telah memulai “karir” profesionalnya sebagai “mourning daughter” sejak berusia belasan tahun. “Orang-orang yang tak bisa menangis, akan susah melepas emosinya di hadapan orang banyak. Itulah sebabnya mereka mengundang saya. Tugas saya adalah membimbing emosi mereka sehingga mereka bisa melepaskan emosi saat di pemakaman,” kata Liu.

Sebagai profesional, Liu berupaya berlakon sebaik-baiknya sebagai “anak gadis” yang menangis ditinggalkan orang terkasih dalam keluarga. Sebelum beraksi, dia biasanya mengobrol dulu dengan anggota keluarga yang tengah berduka tentang perasaan mereka. "Saya memosisikan diri seperti mereka, menjadi anggota keluarga. Saya berusaha berakting serealistis mungkin. Apa yang saya lakukan memang harus seperti itu,” katanya.

Selagi menangis, Liu seringkali menutup wajahnya dengan topi duka. “Ini untuk menunjukkan ketulusan saya. Saya sendiri percaya air mata bukan hanya untuk ditunjukkan. Setiap tetes air mata saya ini beneran, lho,” tukasnya.

Industri “pemakaman” memang tumbuh di Taiwan. Dan itu berpadu dengan budaya. Alhasil, bukan hanya peti jenazah yang dibutuhkan, mereka yang membantu suasana haru dengan tangisannya pun diperlukan. Di Taiwan, orang seperti Liu tidaklah jarang. Wang Liling, adalah orang yang berprofesi serupa Liu. Di luar “karir”-nya ini, Wang sehari-harinya adalah seorang guru.

Karena budaya, profesi ini menjadi bagian dari kehidupan masyarakat terutama sejak decade 1970-an. Keluarga yang tak punya “mourning daughter” akan menyewa para profesional. Tapi belakangan, Pemerintah Taiwan di sejumlah kota mulai turun tangan, bahkan ada kota yang melarang prosesi ini. Rupanya, ini karena beberapa tukang tangis profesional ini meluapkan emosinya lewat pengeras suara, sehingga membuat bising.

Liu sendiri ketika ditanya apa kesan-kesannya menjadi bagian dari pelaku industri ini menjawab pendek. Menurutnya, bekerja dalam apa yang disebutnya “emotional roller coaster” membuatnya menjadi melihat hidup dengan cara yang khas: kematian adalah sesuatu yang bisa diterima.

Anda ingin seperti Enda atau Liu? Apapun, profesi-profesi yang bagi banyak orang terdengar tak lazim ini selain dihargai cukup tinggi, juga menolong orang lain. Dan bicara soal profesi unik, belakangan ada orang-orang yang menjadi “professional sleeper”. Mereka adalah orang-orang yang siap untuk tidur, dan membantu para saintis yang tengah melakukan sleep research project, yang berupaya mencari misteri dalam tidur, dan berupaya membantu mereka yang mengalami gangguan tidur (sleep disorder). Tentu saja ini bukan profesi yang selamanya ada. Tapi, cukup dengan zzz..., dompet Anda pun akan bertambah tebal. Mau?

0 comments: