Come on

Follow me @teguhspambudi

Wednesday, January 12, 2011

Ekonomi BlackBerry

Share this history on :

Tifatul Sembiring membuat “ulah” lagi. Dia mengultimatum RIM terkait konten porno. Ancamnya: akses BalckBerry akan dicabut bila sampai tanggal 17 Januari 2011, RIM tak mengindahkan permintaan RI.

Seingatku, ini adalah ancaman yang kesekian dari Tiffy. Sebelumnya, permintaan untuk membuat service center telah diluluskan RIM.

Buatku, harusnya pemerintah meminta lebih banyak. Terutama: memproduksi BB di Indonesia. Sekarang, BB yang digunakan di Indonesia kebanyakan diproduksi di China. Lainnya di sejumlah negara, seperti Turki dan Hungaria.

Nilai ekonomi bila permintaan itu diajukan sangatlah banyak. Dari sisi kandungan keras (hardware content), maka akan banyak pemasok dari Tanah Air yang bisa terlibat. Tenaga kerja lokal, jadinya punya kesempatan banyak untuk berkontribusi. Kemudian, dari sisi kandungan lunak (software content), pemerintah juga seharusnya bisa menekan BB untuk membuka akses seluas-luasnya kepada para pengembang peranti lunak lokal agar semakin diberi kesempatan bekerjasama memasok produknya ke pasar aplikasi BB.

Ini memang isu sensitif. Tapi, saya pikir, pemerintah perlu menggunakan hardpower-nya. Dan itu bukan tabu. China menggunakannya dalam kasus Google, demi menguntungkan Baidu, situs pencari lokal yang butuh ruang berkembang. Cara model begini bukan haram, termasuk di era WTO dan globalisasi. Proteksionisme juga dipraktikkan AS dan negara maju demi melindungi industrinya.

Ekonomi BB sangatlah besar. Dengan 2,5 juta pengguna BB di Indonesia, katakanlah mereka mengeluarkan Rp 100 ribu/bulan, maka ada putaran uang Rp 25 miliar/bulan. Itu angka konservatif. Faktanya, bisa lebih karena penggunaan data sangatlah besar.

Bila permintaan pemerintah mengarah pada pemindahan produksi dan akses ke pengembang software lokal, maka nilai ekonominya, pasti lebih besar lagi.

Tentu saja pembatasan akses porno adalah penting. Tapi untuk mengakses hal seperti ini tak mesti lewat BB. Seharusnya, ada kepentingan lain yang lebih besar, yang bisa diperjuangkan ketimbang menghambat situs porno. Di Glodok, dan emper jalan, DVD porno merajalela. Tifatul pasti tahu ini. Smile with tongue out

0 comments: