Come on

Follow me @teguhspambudi

Sunday, January 23, 2011

Ambisi dari Minato Mirai

Share this history on :

Tanggal 20-26 November, aku beruntung bisa mengunjungi Tanah Nobunaga, Taiko, Musashi, Kurosawa, dan sederet nama besar lain, termasuk para pebisnisnya seperti Matsushita, Toyoda, Honda. Ya, Jepang kujejak. Dan inilah oleh-oleh yang kugores, yang sudah dimuat di SWA, Januari 2011.

YOKOHAMA penghujung November 2010.

Gedung itu hanya sepelembaran batu dari tiga buah lapangan sepakbola milik salah satu klub ternama Jepang, Yokohama Marinos. Dari bawah gedung, kita bisa menyaksikan para pemain berlatih shooting, menyundul serta strategi off-side. Sementara dari atas gedung setinggi 20 lantai itu, kita bisa menyaksikan kompleks latihan sebuah klub sepakbola dalam blok-blok yang teratur; lapangan, tempat menonton, hingga tempat parkir.

Inilah gedung Fuji Xerox R&D Square. Berdiri di atas lahan 14.600 m2, gedung ini menampung 4500 orang karyawan. Tinggi menjulang dan didominasi warna biru langit, dalam aktivitas Fuji Xerox, gedung yang baru resmi digunakan April 2010 ini memainkan peran yang penting. Inilah salah satu puzzle yang menjadi titik pijak bagi Tadahito Yamamoto untuk mendorong perkembangan Fuji Xerox ke tingkat yang lebih tinggi.

Yamamoto adalah lelaki tipikal Jepang yang datang dari era paska Perang Dunia II. Beralis tebal, berwajah keras, dengan tinggi 169 cm. Kini di tangannyalah Fuji Xerox menggantungkan harapan setelah sempat merosot paska krisis global akibat subprime mortgage.

Ya, tiga tahun terakhir, Fuji Xerox memang agak lesu. Tahun 2007, pendapatannya mencapai 1,2 triliun Yen. Tahun berikutnya turun ke 1,08 triliun Yen. Tahun 2009 kian merosot ke titik 943 miliar Yen.

Tentu saja ini kurang menyenangkan bagi perusahaan yang berdiri pada 20 Februari 1962. Tapi itu tampaknya sudah berlalu. “Pendapatan kami tumbuh 8,3%, laba meningkat dua kali lipat,” kata Yamamoto, Presiden dan Representative Director Fuji Xerox ini. Dan saat dijumpai di November yang dingin itu dia pun lantang mengutarakan ambisinya: mendongkrak pertumbuhan lebih besar lagi. Adapun area pertumbuhan yang dikejar adalah wilayah di luar Jepang, terutama area Asia-Pasifik. Bisnis di luar Jepang, sekarang mencapai 40% dari total pendapatan Fuji Xerox. “Tapi saya ingin menggenjot hingga 50% di tahun 2013,” katanya.

Pasar Jepang memang sudah jenuh sehingga perusahaan yang bermarkas di Tokyo ini mengalihkan perhatiannya pada wilayah yang pertumbuhannya melaju cepat. Cina adalah salah satu wilayah yang dibidik. Dan kini, sekitar 80% dari manufaktur Fuji Xerox sudah dijalankan di Negeri Panda itu. Semakin dekat dengan pasar Cina, akan semakin baik. Lantas, apa amunisi yang disiapkan untuk menggarap pasar?

Untuk menggarap pasar-pasar tersebut sekaligus menopang ambisi Yamamoto, Fuji Xerox sangat serius. Dari sisi manufaktur, misalnya, mereka telah mendirikan Fuji Xerox Manufacturing dan Fuji Xerox Advanced Technology di awal 2010. Fasilitas manufaktur serta pengembangan juga telah dikonsolidasikan. Dan tentu saja gedung R&D Square.

Dibangun di distrik Minato Mirai, Yokohama, posisi R&D Square sangat strategis. Dari sisi lokasi, pemilihan Yokohama sudah melalui pertimbangan yang matang. “Lokasinya dekat Bandara Haneda yang di masa mendatang akan menjadi pintu gerbang Asia,” kata Yamamoto.

Dari sisi teknologi, R&D Square juga sangatlah canggih dan berwawasan lingkungan. Di gedung ini, begitu kita meninggalkan ruangan, lampu akan mati. AC akan menyesuaikan dengan berapa banyak orang dalam ruangan. Air hujan dimanfaatkan maksimal. Semuanya untuk menghemat konsumsi energi.

Kecanggihan tersebut tak terlepas dari strategi bisnis yang dikembangkan. Orang mungkin mengenal Fuji Xerox sebagai perusahaan printer dan office document. Itu tidaklah keliru. Tapi juga tidak sepenuhnya benar. Selain office printer, bisnis perusahaan ini terdiversifikasi, diantaranya adalah: global services, production services, dan office product.

Tadahito memaparkan bahwa era persepsi lama tentang perusahaannya sudah dimasukkan ke laci. Fuji Xerox telah mengubah model bisnisnya dari “menjual printer” ke “layanan dan solusi”. “We are not a mere copier company anymore,” katanya dengan bahasa Inggris yang fasih. Tujuan Fuji Xerox, lanjutnya, adalah menjadi mitra terbaik pelanggan dalam penyelesaian masalah yang mereka dihadapi. “Jadi, kami menyediakan jasa dan solusi ketimbang menjual perangkat keras,” timpal Yukaku Abe dari bagian Solutions Group.

R&D Square dibangun dalam konteks itu: menjadi mitra solusi untuk persoalan yang dihadapi konsumen. Agar memahami pelanggan, di gedung ini terdapat apa yang disebut zona Open Collaboration Laboratory. Di dalamnya ada lima ruang. Salah satunya adalah Collaboration Zone. Di ruangan ini, orang-orang Fuji Xerox, bersama para pelanggan akan melakukan value creation, mengidentifikasi apa saja yang bisa dilakukan bersama demi kepentingan pelanggan.

Selain itu, ada 4 zona lain yang tak kalah penting. Pertama, Open Innovation Laboratoy, di sini digali isu dari beragam perspektif lewat proses yang terbuka. Kedua, Technology Innovation Zone, tempat presentasi teknologi inovatif untuk menyelesaikan isu-isu baru. Ketiga, Incubation Zone. Di sini tempat diskusi dan review dengan pelanggan untuk menginkubasi gagasan, menyelesaikan persoalan yang ada. Dan keempat, Seminar Space, tempat seminar dan workshop antara karyawan dengan mitra dan pelanggan.

Secara keseluruhan, jelas Yasuaki Onishi, Corporate VP untuk Research & Technology Group, R&D Square merupakan tempat untuk proses value creation antara orang-orang Fuji Xerox dengan pelanggan dan mitra. Di gedung inilah diharapkan akan tercipta kolaborasi untuk menemukan produk yang bisa memenuhi kebutuhan pelanggan. “Setelah itu, hasil gagasan akan masuk ke Ebina Center di Kanagawa untuk proses manufaktur,” jelasnya.

Pertanyaannya kini: solusi apa yang akan digeber habis oleh Yamamoto?

Yamamoto mengungkap bahwa perusahaannya masih akan bermain di docu solution. Bagaimanapun, dokumen masih tetap menjadi aktivitas korporat yang utama. Bahkan 80% perusahaan yang diriset Fuji Xerox mengakui bahwa manajemen dokumen merupakan hal vital dalam utilisasi pengetahuan serta informasi. Efektivitas pengelolaan dokumen merupakan isu penting dalam perusahaan.

Fuji Xerox juga menggenjot pasar digital printing yang akan bernilai hingga 18 triliun Yen di tahun 2013. Ada sejumlah faktor yang menurutnya akan mendorong pasar ini kian berkembang. Pertama, meningkatnya permintaan perusahaan untuk efisiensi. Kedua, meningkatnya permintaan personalisasi dalam hal pencetakan, yang memenuhi selera individu, terutama di kalangan ritel. Misalnya, mencetak di medium non-kertas seperti kaca atau metal.

Tidak seperti offset printing, digital printing memiliki banyak keunggulan. Diantaranya: tak memerlukan plate, dan bisa mencetak material untuk “siapa saja, kapan saja, di mana saja, dan dalam bentuk apapun”. Digital printing memungkinkan layanan pencetakan yang tak bisa dilakukan offset printing seperti customer database untuk memproduksi personalized direct mail. Besarnya pasar digital printing, bisa dilihat di tabel.

Pasar Digital Printing 2013

Aktivitas

Nilai (triliun Yen)

Sales promotion material

6,3

Signage

3,5

Photo

2,5

Label-packages

1,5

Bill-form printing

3,7

Publishing-magazine-newspaper

0,6

Sumber: Fuji Xerox

Guna menyergap pasar tersebut, Fuji Xerox memiliki kekuatan yang luar biasa. Bersama perusahaan mitranya, Xerox Corporation, gabungan jaringan keduanya mencakup 160 negara dengan 89 ribu tenaga profesional yang bekerja secara kolaboratif. Kemudian, khusus untuk amunisi di digital printing, Fuji Xerox memiliki 5 Epicenter (executive print innovation center) yakni di Jepang, Shanghai, Singapura, dan Sydney.

Namun, solusi dokumen dan cetak digital hanyalah bagian dan produk yang dilempar ke pasar. Dengan cerdik, Fuji Xerox memainkan isu pemanasan global. Perusahaan ini menawarkan produk yang akan mengurangi emisi karbon, terutama yang diproduksi di perusahaan, misalnya di kantor. Kok bisa?

Isu ini mungkin masih diabaikan di sejumlah negara. Namun di Jepang, ini cukup menyita perhatian. Di Negeri Matahari Terbit ini, kepedulian terhadap emisi karbon di kantor sangat menyedot perhatian. Dan dari riset yang dilakukan di Jepang, ternyata penyumbang terbesar emisi karbon di kantor-kantor adalah mesin penyejuk udara, lampu dan peralatan elektronik (60%), sementara mesin fotokopi dan printer cuma 1,5%.

Fuji Xerox berupaya membantu upaya perusahaan dalam mengurangi emisi. Yamamoto bahkan punya target yang ambisius: ikut mengurangi emisi karbon hingga 7 juta ton per tahun hingga 2020. Caranya?

Solusi yang ditawarkan Fuji Xerox adalah menciptakan work space yang lebih ramah lingkungan sehingga gaya bekerja (work style) menjadi hemat konsumsi energi. Dengan peralatan yang diproduksinya, Fuji Xerox dapat melakukan desain ulang ruang kerja, terutama dalam urusan dokumentasi digital. Peralatan komunikasi atau server-server yang membuat sempit ruangan, bisa dirampingkan. Salah satu produk yang ditawarkan adalah model vending machine. Produk ini akan mengeliminasi konsumsi power yang berlebihan.

Dalam mendesain ulang ruang kerja, komponen utama yang ditata Fuji Xerox adalah menggabungkan dan menghilangkan server. Fuji Xerox memiliki Energy Managed Office Service. Di sini, mereka akan melakukan beberapa langkah: (1) menaksir kondisi yang ada di kantor perusahaan; (2) memvisualisasikan konsumsi energi dan menganalisis bagaimana seluruh peralatan digunakan; (3) merencanakan untuk mengurangi konsumsi energi; dan (4) mengimplementasikan peralatan untuk menekan konsumsi energi.

Dalam urusan ini, Fuji Xerox telah memraktikkannya. Di Minato Mirai, di gedung R&D, telah digunakan sistem yang disebut EneEye untuk memonitor penggunaan energi, mulai dari AC, lampu, gas di dapur. EneEye juga dapat memvisualisasikan konsumsi energi di tiap lantai untuk kemudian diambil tindakan agar konsumsi energi bisa ditekan. Itulah sebabnya gedung ini sangat krusial, selain tempat kolaborasi dengan pelanggan dan mitra, juga tempat percontohan penerapan produk-produk Fuji Xerox yang bisa dilihat langsung oleh pelanggan dalam urusan menghemat konsumsi energi.

Di luar aspek di atas, Yamamoto juga mengungkap bahwa dalam upaya membidik pasar Asia-Pasifik, dia akan memfokuskan pada perusahaan skala small medium business (SMB). “Potensinya besar dan banyak peluang untuk menggarapnya,” katanya. Di sektor ini, produk yang dimainkan adalah docu solution, terutama mesin-mesin cetak yang bisa mendorong efisiensi serta produktivitas perusahaan.

Salah satu andalan yang baru saja diluncurkan adalah keluarga printer DocuPrint A4 LED (Light-Emitting Diode) seper: DocuPrint CP105 b / CP205 / CP205 w / CM205 b (full color) dan DocuPrint P105 b / P205 b / M105 b / M105 ab / M205 b (monochrome). Produk ini menyasar para SMB.

Dengan rangkaian produk itu, Fuji Xerox bisa dikatakan telah memiliki produk yang lengkap untuk pasar menengah-bawah. Mengacu pada riset yang dilakukan internal, Fuji Xerox mencatat bahwa pasar printer global akan tumbuh 7% setiap tahun, dan pada tahun 2014 akan mencapai 36 juta unit printer (di tahun 2010 hanya 28 juta unit).

Dengan amunisi yang lengkap di segala lini itulah Yamamoto mengungkap keyakinannya bahwa Fuji Xerox akan semakin solid. Dia percaya masa-masa sulit yang dialami selepas krisis global akan berganti keceriaan di tahun-tahun mendatang.

0 comments: